GAYA
KEPEMIMPINAN
Apabila
kita membicarakan tentang KEPEMIMPINAN secara umum kita akan menyambungkan nya
dengan sifat Kepemimpinan seseorang yang mempunyai bakat atau kemampuan untuk
memimpin suatu individu atau sebuah kelompok masyarakat untuk mencapai suatu
tujuan bersama, dan Kepemimpinan adalah cara yang di senangi dan digunakan
pemimpin dalam mempengaruhi Orang lain, ada banyak gaya kepemimpinan yang sudah
kita ketahui dan gaya kepemimpinan tersebut sangat baik seperti Bpk Presiden
Ir. Soekarno dengan gaya kepemimpinan nya, Indonesia dapat Merdeka dan semua
masyarakat pun sejahtera atas gaya Kepemimpinan nya. Metode yang dipakai untuk
Mengidentifikasi sebuah gaya kepemimpinan dengan menggunakan metode DISC, dan
DISC merupakan singkatan dari:
1.
Dominance (dominasi)
2.
Influencing (Mempengaruhi)
3.
Steadiness (Ketenangan)
4.
Compliance (Kepatuhan)
LIPPIT
dan WHITE dalam sutarto mengatakan bahwa ada tiga kepemimpinan yaitu :
· OTORITER ( Authoritarian )
Ciri-Ciri
gaya Kepemimpinan Otoriter yaitu :
1. Wewenang mutlak terpusat pada
pimpinan
2. Keputusan dan Kebijakan
dibuat oleh pemimpin
3. Komunikasi berlangsung 1
(satu) arah
4. Pengawasan dilakukan secara
ketat
5. Prakarsa dari atas dan tanpa
kesempatan bawahan untuk memberikan kesempatan
6. Lebih banyak Kritik dari pada
Pujian
7. Pimpinan menuntut kesetian
dan prestasi sempurna
8. Tanggung jawab keberhasilan
organisasi dipikul oleh pimpinan
· DEMOKRATIS ( Democratic )
Ciri-ciri
gaya kepemimpinan Demokratis, meliputi :
1. Wewenang pimpinan tidak
mutlak.
2. Pimpinan bersedia melimpahkan
wewenang kepada bawahan.
3. Keputusan dan kebijakan
dibuat bersama antara pimpinan dan bawahan.
4. Komunikasi berlangsung dua
arah.
5. Pengawasan dilakukan secara
wajar.
6. Bawahan diberi kesempatan
untuk berprakarsa dan menyampaikan saran.
7. Tugas kepada bawahan lebih
bersifat permintaan daripada instruksi.
8. Pujian dan kritik kepada
bawahan lebih bersifat secara seimbang.
9. Terdapat suasana saling
percaya dan saling menghargai.
· Kebebasan ( Laissez-Faire )
Ciri-ciri
gaya kepemimpinan laissez-Faire, meliputi :
1. Pimpinan melimpahkan
sepenuhnya kepada bawahan.
2. Keputusan dan kebijakan lebih
banyak diserahkan kepada bawahan.
3. Pimpinan hanya berkomunikasi
apabila diperlukan oleh bawahan.
4. Hampir tidak ada pengawasan.
5. Pemrakarsa selalu datang dari
bawahan.
6. Hampir tidak ada pengarahan
dari pimpinan.
7. Kepentingan pribadi lebih
dominan dari pada kepentingan kelompok.
8. Tanggung jawab dipikul oleh
orang perorang.
Gaya
Kepemimpinan yang Efektif, meliputi :
1. EKSEKUTIF
Gaya
kepemimpinan ini banyak memberikan perhatian pada tugas pekerjaan dan Hubungan
kerja.
2. DEVELOPER ( Pecinta
Pengembangan )
Gaya
Kepemimpinan ini banyak memberikan perhatian yang maksimum terhadap hubungan
kerja dan perhatian yang minimum terhadap tugas pekerjaan.
3. Benevolent autocrat (
otoritas yang baik hati )
Gaya
kepemimpinan ini banyak memberikan perhatian maksimum terhadap tugas dan
perhatian yang minimum terhadap hubungan kerja.
4. Birokrat
Gaya
kepemimpinan ini memberikan perhatian minimum terhadap tugas dan hubungan
kerja.
Gaya
Kepemimpinan yang tidak efektif, yaitu :
1. Compromiser ( pecinta
kompromi )
Gaya
kepemimpinan ini memberikan perhatian yang besar terhadap tugas dan hubungan
kerja dalam situasi yang menekan kompromi.
2. Missionary ( socialite )
Gaya
kepemimpinan ini menekankan secara maksimum terhadap orang orang dan hubungan
kerja, tetapi memberikan perhatian yang minimum terhadap tugas dan perilaku
yang tidak sesuai.
3. Otokrat
Gaya
kepemimpinan ini memberikan perhatian yang maksimum terhadap tugas dan minimum
terhadap hubungan kerja dengan suatu perilaku yang tidak sesuai.
4. Desester ( lari dari tugas )
Gaya
kepemimpinan ini sama sekali tidak memberikan perhatian terhadap tugas maupun
terhadap hubungan kerja.
Contoh
kasus :
· Ir. Soekarno
Kepemimpinan soekarno memulai
karir nya pada usia 26 tahun, tepatnya 14 juli 1927, pada saat itu beliau
memulai memimpin sebuah partai politik yaitu partai nasional Indonesia (PNI)
yang mempunyai pandangan untuk kemerdekaan Indonesia, oleh karena itu Ir. Soekarno
dan partai nasional Indonesia ditangkap dan diadili oleh pemerintahan colonial
belanda, Tetapi pada saat di dalam proses pengadilan Soekarno malah
menyampaikan pandangan politiknya mengenai gugatannya terhadap pemerintahan
yang terkenal dengan Indonesia menggugat. Sikap Soekarno sebagai pemimpin bangsa pada
saat itu sangat menekankan pentingnya persatuan dalam nasionalisme, kemandirian
sebagai sebuah bangsa dan anti pejajahan. Hal ini tercermin di dalam
pidato-pidato beliau dalam menggelorakan semangat revolusi secara
besaran-besaran untuk lepas dari belenggu imperialisme. Akhirnya Soekarno
berhasil menggelorakan semangat revolusi dan mengajak berdiri di atas kaki
sendiri bagi bangsanya, walaupun belum sempat berhasil membawa rakyatnya dalam
kehidupan yang sejahtera. Konsep “berdiri di atas kaki sendiri” memang belum
sampai ke tujuan tetapi setidaknya berhasil memberikan kebanggaan pada
eksistensi bangsa, Daripada berdiri di atas utang luar negeri yang terbukti
menghadirkan ketergantungan dan ketidakberdayaan (neokolonialisme). Dan
ternyata sikap tersebut mengakibatkan belanda membubarkan organisasi PNI
sehingga ir. Soekarno dan teman seperjuangan nya bergabung dengan Partindo pada
bulan juni tahun 1930, Setelah melalui perjuangan yang panjang, bahkan beliau
pernah dipenjara kembali oleh Belanda namun tidak menyurutkan langkah
perjuangannya dan Pada akhirnya, pada tanggal 17 Agustus 1945 Ir. Soekarno
bersama Muhammad Hatta berhasil memproklamasikan kemerdekaan Republik Indonesia
menandai berdirinya negara yang berdaulat. Sebelumnya, ia juga berhasil
merumuskan Pancasila yang kemudian menjadi dasar (ideologi) Negara Kesatuan
Republik Indonesia, Ia berupaya mempersatukan nusantara, Bahkan ia berusaha
menghimpun bangsa-bangsa di Asia, Afrika, dan Amerika Latin dengan Konferensi
Asia Afrika di Bandung pada 1955 yang kemudian berkembang menjadi Gerakan Non
Blok.
Referensi
:
Tidak ada komentar:
Posting Komentar