Definisi
Mengutip adalah tindakan berbicara
atau menuliskan suatu bagian dari perkataan atau tulisan pihak lain. Hasil dari
tindakan mengutip tersebut disebut kutipan. Sehingga, kutipan adalah hasil dari
tindakan berbicara atau menuliskan suatu bagian dari perkataan atau tulisan
pihak lain. Kutipan merupakan pinjaman perkataan atau tulisan pihak lain.
Tujuan kutipan
- menegaskan isi uraian
- membuktikan apa yang dikatakan
- menunjang apa yang diungkapkan
Mengapa kutipan diperlukan
Meneliti kembali apa yang telah
diteliti oleh banyak ahli adalah tindakan pemborosan sumber daya, baitu itu
sumber daya waktu, dana, maupun manusia. Karena itu, mengutip hasil penelitian
yang telah diselidiki oleh orang lain atau oleh banyak orang lain secara
mendalam diperbolehkan sebagai bukti. Hasil penelitian orang lain itu
diasumsikan/ diyakini benar. Dengan cara ini, ilmu pengetahuan dapat berkembang
pesat seperti sekarang. Suatu penelitian didasarkan pada hasil penelitian orang
lain, dan pada gilirannya, penelitian itu sendiri nantinya akan dijadikan dasar
bagi penelitian selanjutnya. Isaac Newton merumuskan hal ini dengan ungkapan
"berdiri di atas pundak raksasa".
If I have seen further than other
men, it is because I have stood upon the shoulders of giants.
Jika telah melihat jauh ke depan
dibandingkan orang lain, itu karena aku berdiri di atas pundak para raksasa
(Letter to Robert Hooke, 15 February 1676 (5 February 1675 kalender Julian))
Jenis Kutipan
Jenis kutipan
ada dua macam :
- Kutipan Langsung ; salinan yang persis sama dengan sumbernya tanpa perubahan.
Kutipan
langsung kurang dari lima baris ditulis berintegrasi dalam teks, spasi sama,
pias (margin) juga sama, diapit tanda petik, dan pada akhir kutipan diberi
nomor untuk catatan kaki.
Contoh kutipan
kurang dari lima baris :
Dalam Pedoman
Ejaan yang Disempurnakan disebutkan bahwa ”unsur pinjaman yang pengucapan dan
penulisannya disesuaikan dengan kaidah bahasa Indonesia. Dalam hal ini
diusahakan agar ejaannya hanya diubah seperlunya sehingga bentuk
Indonesianya masih dapat dibandingkan dengan bentuk asalnya.”¹
¹Dendy Sugono
(penangg. Jwb), Pedoman Umum Ejaan Bahasa
Indonesia yang Disempurnakan, (Jakarta: Pusat Bahasa, Departemen Pendidikan
Nasional, 2004), hlm. 23
Kutipan
langsung lima baris ke atas ditulis terpisah dari teks, spasi rapat (satu
spasi), margin kiri masuk ke dalam teks lima spasi, dari margin kanan tiga
spasi, dan pada akhir kutipan diberi nomor catatan kaki.
Contoh kutipan
langsung lima baris ke atas :
Dalam Tata Bahasa Baku Bahasa Indonesia disebutkan bahwa :
Ragam bahasa
standar memiliki sifat kemantapan dinamis,
yang berupa kaidah dan
aturan yang
tetap. Baku atau standart tidak dapat
berubah setiap saat.
Kaidah
pembentukan kata yang menerbitkan perasa dan perumus dengan taat
asas harus
menghasilkan bentuk perajin dan perusak dan bukan
pengrajin atau pengrusak.²
Ketaatasasan ragam baku ini dalam penulisan ilmiah perlu dilaksanakan secara
konsisten sehingga menghasilkan ekspresi pemikiran yang objektif.
²Moeliono, Anton M. (ed), Tata Bahasa
Baku Bahasa Indonesia, (Jakarta: Balai Pustaka, 1988), h. 13
- Kutipan tidak langsung, apabila penulis menyadur, mengambil ide dari suatu sumber dan menuliskannya sendiri dengan kalimat atau bahasa sendiri.
Cara menyadur
ada dua macam, masing-masing berbeda cara, tujuan dan manfaatnya.
- cara pertama meringkas, yaitu menyajikan suatu karangan atau bagian karangan yang panjang dalam bentuk ringkas. Meringkas bertujuan untuk mengembangkan ekspresi penulisan, menghemat kata, memudahkan pemahaman naskah asli, dan memperkuat pembuktian.
- cara kedua ikhtisar, yaitu menyajikan suatu karangan yang panjang dalam bentuk ringkas, bertolak dari naskah asli, tetapi tidak mempertahankan urutan, tidak menyajikan keseluruhan isi, langsung kepada inti bahasan yang terkait dengan masalah yang hendak dipecahkan.
Prinsip-prinsip:
a). Kutipan tidak dipisahkan dari teks (menyatu
dengan teks).
b). Kutipan tidak boleh menggunakan tanda kutip.
contoh:
Media bukanlah sarana netral yang
menampilkan berbagai ideologi dan kelompok apa adanya, media adalah subjek yang
lengkap dengan pandangan, kepentingan, serta keberpihakan ideologisnya. Janet
Woollacott dan David Barrat menegaskan pandangan para teoritis Marxis bahwa
ideologi yang dominanlah yang akan tampil dalam pemberitaan (Wollacott, 1982: 109, Barrat, 1994: 51-52). Media
berpihak pada kelompok dominan, menyebarkan ideologi mereka sekaligus
mengontrol dan memarginalkan wacana dan ideologi kelompok-kelompok lain.
Dalam contoh di atas, pernyataan bahwa ”ideologi yang
dominan yang akan tampil dalam pemberitaan” adalah inti pendapat dari James
Wollacott dan David Barrat yang penulis sajikan dalam bahasa sendiri.
Berikut ini beberapa cara teknik
pencantuman sumber kutipan. Penulis bisa memilih beberapa cara di antaranya
sesuai kebutuhan. Teknik tersebut adalah:
1. Cukup ditulis nama penulis, tahun
penerbitan, dan halamannya.
- Kutipan langsung. Misalnya: "Perilaku seks adalah segala tingkahlaku yang didorong oleh hasrat seksual". (Dr. Sarlito Wirawan Sarwono, 1994 : 137).
- Kutipan tidak langsung. Misalnya: Dr. Sarlito Wirawan Sarwono (1994 : 137) berpendapat bahwa, perilaku seks adalah segala tingkah-laku yang dirorong oleh hasrat seksual.
2. Cukup dinulis nama penulis,
penerbit dan tahun penerbitan.
- Kutipan langsung. Misalnya: Perilaku seks menurut Dr. Sarlito Wirawan Sarwono (Raja Grafindo Persada: 1994) adalah: "Perilaku seks adalah segala tingkah-laku yang didorong oleh hasrat seksual".
- Kutipan tidak langsung. Misalnya: Perilaku seksual adalah segala tingkah laku yang didorong oleh hasrat seksual. (Dr. Sarlito Wirawan Sarwono, Raja Grafindo Persada :1994).
3. Cukup ditulis nama penulis dan
buku karangannya.
- Kutipan langsung. Misalnya : Dr. Sarlito Wirawan Sarwono dalam buku Psikologi Remaja berpendapat: "Perilaku seksual adalah segala tingkah laku yang didorong oleh hasrat seksual."
- Kutipan tidak langsung. Misalnya: Dr. Sarlito Wirawan Sarwono dalam buku Psikologi Remaja berpendapat bahwa perilaku seksual adalah segala tingkah-laku yang didorong oleh hasrat seksual.
Catatan kaki
adalah keterangan yang dicantumkan pada margin bawah pada halaman buku. Catatan
kaki biasanya dicetak dengan huruf lebih kecil daripada huruf di dalam teks
guna menambahkan rujukan uraian di dalam naskah pokok. Catatan kaki untuk
artikel yang diambil dari internet, cantumkan nama pengarang, judul artikel,
tuliskan online (dalam kurung) diikuti alamat situsnya, seperti http:/
www.ed.gov./... yang memudahkan pembaca untuk mengakses sumber tersebut.
II. Jenis & Contoh Catatan Kaki / Foot Note
II. Jenis & Contoh Catatan Kaki / Foot Note
Sekarang kita akan mempelajari pencantuman
sumber kutipan pola konvensional. Cara pencantuman sumber kutipan dengan
menggunakan pola konvensional, yaitu menggunakan catatan kaki atau foot note.
Perhatikan contoh penggunaan catatan
kaki yang digunakan pada buku Filsafat Ilmu Sebuah Pengantar Populer karya
Jujun Suriamiharja berikut! Perhatikan pula nomor pada teks dan keterangan
sumbernya pada catatan kaki.
Ilmu
dan Moral
Penalaran otak orang itu luar biasa,
demikian simpulan ilmuwan kerbau dalam makalahnya, namun mereka itu curang dan
serakah ... .1)
Adapun sebodoh-bodoh umat kerbau, sungguh menggelitik nurani kita. Benarkah
bahwa makin cerdas maka makin pandai kita menemukan kebenaran, makin benar maka
makin baik pula perbuatan kita? Apakah manusia yang mempunyai penalaran tinggi,
lalu makin berbudi sebab moral mereka dilandasi analisis yang hakiki, ataukah
malah sebaliknya: makin cerdas maka makin pandai pula kita berdusta? Menyimak
masalah ini, ada baiknya kita memperhatikan imbauan Profesor Ace Partadiredja
dalam pidato pengukuhannya selaku guru besar ilmu ekonomi di Universitas Gajah
Mada, yang mengharapkan munculnya ilmu ekonomi yang tidak mengajarkan
keserakahan?2)
...............................................................
1) Taufiq Ismail, Membaca Puisi, Taman Ismail Marzuki, 30-31 Januari 1980.
2) Kompas, 25 Mei 1981.
1) Taufiq Ismail, Membaca Puisi, Taman Ismail Marzuki, 30-31 Januari 1980.
2) Kompas, 25 Mei 1981.
Bagi penulis, penggunaan catatan
kaki ini sedikit lebih merepotkan dibandingkan dengan cara Harvard karena harus
mengatur ruang pada bagian bawah halaman untuk tempat catatan kaki. Akan
tetapi, bagi pembaca catatan kaki ini sangat memudahkan mengetahui sumber tanpa
harus melihat daftar pustaka yang letaknya di bagian akhir buku.
Catatan kaki untuk buku dimulai dengan nama pengarang diikuti koma, judul buku (ditulis dengan huruf awal kapital dan dicetak tebal atau dicetak miring), nomor seri, jilid dan nomor cetakan (kalau ada), kota penerbit (diikuti titik dua), nama penerbit (diikuti koma), dan tahun penerbitan (ditulis dalam kurung dan diakhiri dengan titik).
Contoh Catatan Kaki
Catatan kaki itu seperti tanda dalam sebuah artikel yang akan menjelaskan deail lebih terperinci. dan akan mencoba untuk menjelaskan maksud dan contoh dari catatan kaki tersebut. Banyak catatan kaki yang tertera di dalam karangan atau di buku, biasaanya tertera di paling bawah dari tulisan tersebuh.
Di bawah ini mencantumkan catatan kaki. Yang memperjelas dari sebuah halaman dalam paragraf yang sudah tertera sebelumnya.
Dibawah ini adalah berbagai contoh catatan kaki dari beberapan artikel atau bahkan buku yg sebelumnya sudah tertulis. Seperti yang banyak kita lihat.
1) Taufiq Ismail, Membaca Puisi, Taman Ismail Marzuki, 30-31 Januari 1980.
2) Kompas, 25 Mei 1981.
Dan berikut ini adalah contoh yang lain
2 Ratna Wilis Dahar, Teori-Teori Belajar (Jakarta: Depdikbud, 1988), hal. 18.
3 Nurhadi, Membaca Cepat dan Efektif (Bandung: Sinar Baru, 1986), hal. 25
4 Ibid., hal. 15
5 Ratna Wilis Dahar, op.cit., hal. 17
Dari dua contoh ini, dapat kita bandingkan. Banyak persepsi akan penulisan catatan kaki dalam bahsa indonesia, pada dasarnya semua itu sama saja. Karna memiliki maksud yang sama dalam penulisan catatan kaki tersebut. Yaitu bermaksud menjelakan terperinci dari beberapa bagian dalam paragraf yang sudah di beri tanda khusus sebelum.
Catatan kaki itu seperti tanda dalam sebuah artikel yang akan menjelaskan deail lebih terperinci. dan akan mencoba untuk menjelaskan maksud dan contoh dari catatan kaki tersebut. Banyak catatan kaki yang tertera di dalam karangan atau di buku, biasaanya tertera di paling bawah dari tulisan tersebuh.
Di bawah ini mencantumkan catatan kaki. Yang memperjelas dari sebuah halaman dalam paragraf yang sudah tertera sebelumnya.
Dibawah ini adalah berbagai contoh catatan kaki dari beberapan artikel atau bahkan buku yg sebelumnya sudah tertulis. Seperti yang banyak kita lihat.
1) Taufiq Ismail, Membaca Puisi, Taman Ismail Marzuki, 30-31 Januari 1980.
2) Kompas, 25 Mei 1981.
Dan berikut ini adalah contoh yang lain
2 Ratna Wilis Dahar, Teori-Teori Belajar (Jakarta: Depdikbud, 1988), hal. 18.
3 Nurhadi, Membaca Cepat dan Efektif (Bandung: Sinar Baru, 1986), hal. 25
4 Ibid., hal. 15
5 Ratna Wilis Dahar, op.cit., hal. 17
Dari dua contoh ini, dapat kita bandingkan. Banyak persepsi akan penulisan catatan kaki dalam bahsa indonesia, pada dasarnya semua itu sama saja. Karna memiliki maksud yang sama dalam penulisan catatan kaki tersebut. Yaitu bermaksud menjelakan terperinci dari beberapa bagian dalam paragraf yang sudah di beri tanda khusus sebelum.
Untuk menambahkan catatan kaki pada karya tulis anda, sebaiknya
memperhatikan beberapa acuan yang sebaiknya anda terapkan, diantaranya
sebagai berikut :
- Catatan kaki harus dipisahkan oleh sebuah garis yang panjangnya empat belas karakter dari margin kiri dan berjarak empat spasi dari teks.
- Catatan kaki diketik berspasi satu.
- Diberi nomor.
- Nomor catatan kaki diketik dengan jarak enam karakter dari margin kiri.
- Jika catatan kakinya lebih dari satu baris maka baris kedua dan selanjutnya dimulai seperti margin teks biasa (tepat pada margin kiri).
- Jika catatan kakinya lebih dari satu maka jarak antara satu catatan dengan catatan yang lainnya adalah sama dengan jarak spasi teks.
- Jarak baris terakhir catatan kaki tetap 3 cm dari pinggir kertas bagian bawah.
- Keterangan yang panjang tidak boleh dilangkaukan ke halaman berikutnya. Lebih baik potong tulisan asli daripada memotong catatan kaki.
- Jika keterangan yang sama menjadi berurutan (misalnya keterangan nomor 2 sama dengan nomor 3, cukup tuliskan kata ibid daripada mengulang-ulang keterangan catatan kaki.
- Jika ada keterangan yang sama tapi tidak berurutan, berikan keterangan op.cit., lih [x] merupakan nomor keterangan sebelumnya.
- Jika keterangan seperti opcit tetapi isinya keterangan tentang artikel, gunakan loc.cit.
- Untuk keterangan mengenai referensi artikel atau buku tertentu, penulisannya mirip daftar pustaka, tetapi nama pengarang tidak dibalik.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar